Banyak sekali tempat pariwisata yang mengalami dampak dari covid-19 ini. Beberapa bahkan harus menutup tempat. Sehingga mengalami kerugian yang sangat besar. Sehingga banyak pegawai yang harus di rumahkan karena masalah ini. Beberapa tempat pariwisata sudah mulai dibuka, dengan peraturan sesuai pemerintah dan protokol kesehatan yang berlaku. Seperti maksimal pengunjung 50%, dan jam tutup yang semakin cepat. Dan dilakukan pembatasan wahana, jarak harus diperhatikan. Dan juga wajib menggunakan masker. Tapi masih ada beberapa tempat pariwisata yang benar-benar tidak beroperasi selama masa pandemic ini.
Tempat Wisata Kebun Binatang
Kebun bintang salah satu tempat pariwisata yang paling merasakan dampak buruk dari virus corona ini. Karena mereka yang harus menutup tempat. Dan bahkan sampai sekarang belum bisa beroperasi. Ada beberapa yang sudah beroperasi lagi, tapi pengunjung yang terbatas, dan semakin menurun daya tarik. Membuat beberapa bagian harus ditutup. Dan binatang-binatang semakin kurus dan banyak yang mati. Karena sudah tidak dapat makanan dari pengunjung. Karena dana yang dibutuhkan untuk memberikan makan pada satwa kebun binatang memang tidaklah murah. Sehingga jika tempat ini harus ditutup, sangat memberatkan pihak kebun binatang untuk memberikan makanan pada mereka. Sehingga ada beberapa kebun binatang harus ditutup permanen.
Usaha Retail Fashion
Banyak dari retail fashion yang mengalami penurunan sejak diberlakukan penutupan mall dan tempat perbelanjaan. Pengunjung berkurang dan pembelian pun menurun. Meskipun sudah dialihkan dalam online store, tapi karena dampak dari covid ini, banyak pihak yang di PHK. Sehingga semakin berkurangnya minat berbelanja dari pada konsumen karena harus berhemat. Dan ini berdampak pada retail fashion.
Rumah Makan / Restoran
Meskipun tempat makan dan restoran masih bisa beroperasi tapi dibatasi jam buka. Dan sudah tidak bisa dine in. Hanya bisa take away. Ini tetap dirasakan kerugian oleh banyak tempat makan. Karena orang-orang yang semakin menjaga kesehatan dan lebih memilih untuk memasak sendiri dibanding membeli makanan dari luar. Dan para pekerja kantoran yang sebagian di berlakukan WFH sehingga meminimalisir lagi konsumen. Sehingga banyak rumah makan yang bahkan harus menutup beberapa cabang, dan ada juga harus menutup permanen usaha mereka.